Slideshow

Monday 11 July 2011

Kapankah...???

"Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka,
bukan golonganku"
Hampir berbulan-bulan, bunyi hadist Rasul diatas tak pernah hilang dari pikiranku, yah wajarlah status bujang dan umur yang dah lewat seperempat abad ikut menjadi andil kenapa hadits ini yang paling cepat saya hapal dibandingkan hadits-hadits yang lain. Hingga suatu hari kembali lagi satu hadits menambah koleksi hafalanku yang berkaitan dengan kualitas ibadah orang-orang yang belum menikah.
"Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah
berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang
diamalkan oleh jejaka (atau perawan)"
Sehingga keinginan tuk meningkatkan kualitas ibadah dan tetap menjadi golongan Rasul penghujung Juni kemarin semakin menggebu-gebu. 1 : 35 rasio kualitasnya, membuatku kadang merasa sia-sia melakukan kewajibannya. Hanya satu Jawabannya dan tak ada lain, Menikah...!!! (Harus Itu, Maka Tidak Bisa Tidak..hehehheee...)
Mirip dengan hukum logika yang kupelajari ketika masih kuliah kemarin. "Jika dan Hanya Jika". Jika ingin meningkatkan kualitas ibadah hanya jika kita sudah menikah. Hari ke hari, godaan meninggalkan kewajiban dengan alasan kualitas dan bukan bagian ummatnya menjejali setiap sel otakku. Gelisah jika bukan bagian dari ummatnya dan kesia-sian menjalankan ibadah. Belum sempurna, pikirku. Sampai suatu subuh, tidur-tiduran di atas sofa, Seorang Ustad yang setiap subuh tampil di salah satu TV swasta, entah dari mana awal pembicaraan, dia mengutip  
"Kuu Anfusakum Wa Ahlikum Naaro"

Jauhkanlah dirimu dan Keluargamu dari Api Neraka, Ustad itu melanjutkan interpretasinya "Ada dua yang harus diperhatikan dalam ayat ini, yang pertama tentang keselamatan diri kita dan yang kedua adalah keselamatan keluarga kita. Jadi kalau anda ingin menikah, maka yang pertama harus kita tingkatkan adalah kualitas ibadah diri kita dulu, sebagai IMAM, panutan di keluarga anda, jadi selamatkan dirimu dulu, tingkatkan kualitas ibadahmu dulu baru...."
Masih panjang uraian ceramah ustad itu tapi kuhaturkan banyak terimakasih karena mungkin ini jawaban yang kucari. Alhamdulillah...!!!
Tapi kudu diIngat juga jangan lah akibat interpretasi kata diatas kemudian melupakan MENIKAH, terus terang saya pribadi sudah sangat menginginkannya saat ini, Pertanyaannya skarang buat saya adalah: KAPANKAH...???
heheheeheee...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More